Di Garuda Wisnu Kencana, Menonton Kecak Api Ramayana
sementara geliat tubuh penari menyembunyikan angin sepikenangan dan duka bersetubuh bersama api bersama lukaaku lupa, sita, aku lupa di mana kutinggalkan cinta kitahanya jejak ringkihnya telapak...
View ArticleMenjelang Tidur
langit keriput sembunyi dalam matamusegenap bintang nyala pada pejammutidak ada bulan sabit atau bulan separuhapalah lagi purnama yang seribu pesonaseluruh luka telah luruh saja pada tubuhdan kenangan...
View ArticleBukan Basah Hujan
bukan basah hujan begitu menakutkan, kekasihtapi dingin kenangan betapa jauh sudah ia angkutbukan basah hujan begitu meresahkan, kekasihtapi rintik luka betapa ramai kini ia demikian derasbukan basah...
View ArticleHujan Pulang
membaca hujan adalah sunyiketukan airnya serupa airmatamembaca mata adalah lukaairmata tumbuh begitu rimbunmembaca airmata adalah sayatsebuah pulang sudah terlambat2013
View ArticleAdalah Hujan
di senyap sudut matamulahirlah danau kecillangit biru di kelopak matamumemeram awan hitamtatapmu adalah hujanmencium lapang tanah dadakubisikmu adalah hujangerimis di kering ingatanku2013
View ArticleMILANA Cetakan Kedua!
Saya baru tidur pukul tiga pagi dan terbangun oleh ketukan di pintu kamar pukul enam tiga puluh. Dengan mengucek mata dan bermalas-malasan, saya membuka pintu. Ternyata si pengetuk adalah ibu tetangga...
View ArticleBintang
hanya kerlip cahayadari mayat waktumenuju surga yang tiada akumenuju hampa yang begitu Engkau2013
View ArticleLangit
jika ada tanggauntuk ragu-ragu menapakdi puncak yang sangat atasbukanlah puisijika ada nasibuntuk ragu-ragu ditebakdi atap paling tinggibukanlah Mati2013
View ArticleHujan
yang basah adalahdahulu: mungkin rinduyang basah adalahkini: mungkin hariyang basah adalahnanti: mungkin sepiyang basah adalahtiada: mungkin Waktu2013
View ArticleSajadah
sepasang telapak kaki bersetubuh dengan kaki sajadahmelekatkan kotor perjalanan, menular dan menelurkan dosa-dosasepasang lutut telah legam mengecup bisu bibir sajadahmenyampaikan sejarah dan garis...
View ArticleKopiah
"kepala manusia tak bisa menjadi embun," keluh kopiahia telah memeluk kepala-kepala, semenjak nasib masihberupa bayi, dan dosa baru lahir mungkin diam-diam"kepala manusia tak bisa menjadi daun," teriak...
View ArticleSarung
doa-doa telah melingkar di sekeliling pinggangmengukur seberapa jauh dosa sanggup tertumpas"tidak, tuhan tidak pernah terburu-buru untukmu."ayat-ayat merayap turun ke hangatnya pangkal pahamenelisik...
View ArticleTelekung
bagaimana jika samar takdir telah lama ditulis di atas dosatubuh sejak ujung jemari kaki adalah isyarat untuk mengarangdongeng kelabu tentang nerakabagaimana jika surga telah lama terkurung beribu...
View ArticleKasur
"maaf. saya sibuk sekali." kata tuan tuhansuaraNya mengendap di bibir bantal kepalaaku rebahkan sebatang tubuh ini telah patahseharian mencari kata-kata, menjadi mata-mataaku robohkan jembatan maya...
View ArticleSeprei
sepertinya kita butuh alas yang halus untuk menata ingatan"man rabbuka?" siapakah nama yang menuntaskan suratansepertinya kita butuh kain untuk membungkus dosa demi dosaatau biarkan saja mereka menjadi...
View ArticleTempias
sebelumnya aku pernah begitu mendamba ricikMukota-kota ini, tuan, adalah kota yang berasal dari senjadi dalam lembar-lembar kosong kitab suciMuhangat, sebentar, melelehkan, dan melelahkantapi kematian...
View ArticleTahajud
anak-anak kesunyian bergoyang di antara Kau dan akumungkin sesaat lagi kita akan terlibat dalam perseteruansudikah Tuan menjadi akrab kembali dengan dirikusudikah Tuan mereka-ulang kembali cerita...
View ArticleSubuh
kesepian melahirkan bayi-bayinya di ujung matakutidak sempat tertahan meski telah tumbuh fajar itu"assalatu khairum minan naum." satu-dua ekor kambingbersetubuh dengan ruhku, aku sendiri masih...
View ArticleDzuhur
tidakkah kota ini telah mengubahmu menjadi kotak televisikau menyaksikan dirimu sendiri, lahir lalu mati lalu terlahirmenjadi siang yang selalu curiga pada kealpaan mataharisungguh Kami awan-awan...
View ArticleAsar
gambarlah Kami mungkin sebagai cuaca petang yang kakuasal tidak lagi wajahmu yang hanya sebiru pipi lautanmungkin Kami kini merupa ombak, atau hanya buihnya belakamungkin sebatas hasrat paha-paha...
View Article