subuh mencintai ruhku yang tidak riuh. aku
menempelkan suara-suara ke atas sajadah
yang mencintai heningnya keningku.
keningku mencintai subuh yang mencintai
sajadah dengan heningnya. suara-suaraku
tak bisa mencintai subuh dengan bunyi.
dengan sunyinya, sajadah mencintai subuh
yang sepi. keningku menyimpan semua suara.
aku tak bisa mencintai sajadah dengan suara-suara.
sajadah mencintai keningku yang mencintai
hening subuh dan aku tenggelam pada sepi
yang menempel di dinding-dinding kamar.
kamarku tak bisa mencintai subuh
dengan dinding-dinding penuh suara.
di dinding dan di lantai kamarku, riuh ruh tubuhku
menyembunyikan suara-suara. sajadah dan subuh
tak bisa mencintai bunyi.
aku dan keningku hanya bisa dicintai subuh
dan sajadah dengan hening dan bunyi yang sunyi.
2013