Quantcast
Channel: Bernard Batubara
Viewing all articles
Browse latest Browse all 402

sarif & nur: manuskrip

$
0
0




Nyaris setahun yang lalu, editor saya di penerbit Bukune (sekarang ia sudah pindah ke penerbit GagasMedia, masih satu kelompok penerbit), Widyawati Oktavia mengirimi saya surel yang isinya tentang ajakan untuk sebuah proyek novel. Nama proyek tersebut adalah “Love Cycle”. Konsepnya sederhana: Enam penulis membuat novel yang jika disusun maka akan menjadi urut-urutan konflik yang biasanya dialami dalam sebuah relationship. Saya mendapat urutan di tengah, yang artinya saya diminta menulis novel tentang konflik pada saat relationship itu sedang dibangun alias masa-masa pacaran. Dalam hati saya protes. Pasalnya, pada saat itu saya sedang single.

Proyek ini sebetulnya adalah proyek kedua yang ditawarkan Iwied (panggilan akrab Widyawati Oktavia) kepada saya. Dengan berbagai alasan, proyek pertama gagal saya kerjakan. Di proyek “Love Cycle” ini, saya bertekad untuk tidak mengulangi hal serupa. Maka, saya mulai menulis.

Tahap pertama adalah melaksanakan riset. Saya sempat melakukan beberapa survey kecil baik offline maupun online, untuk mengetahui konflik apa saja yang dialami oleh orang yang sedang in a relationship atau berpacaran. Meskipun saya sendiri juga mengalami, tapi saya tetap butuh pandangan dan pendapat dari orang lain. Lebih banyak lebih baik. Saya mengumpulkan hasil survey dan memilih kira-kira konflik apa yang paling kuat untuk dituliskan dalam sebuah cerita.

Hasilnya adalah: keraguan.

Ya, keraguan. Saya memilih keyword itu sebagai konflik yang paling menarik dan kuat untuk diangkat ke novel yang akan saya tulis. Menurut saya, ketika dua orang saling jatuh cinta dan memulai sebuah hubungan, maka mereka akan dilanda keraguan. Lebih-lebih jika hubungannya baru seumur jagung, keraguan akan mengguncang hati masing-masing, dan jika tidak ditangani dengan baik keraguan (baik satu pihak maupun keduanya) dapat menghancurkan hubungan tersebut.

Berikutnya adalah menentukan latar tempat atau setting. Saya memilih Pontianak, kota kelahiran saya sendiri. Di buku-buku sebelumnya, saya sudah mengangkat setting Yogyakarta (sering sekali) dan Bali. Saya pernah menulis menggunakan setting Pontianak namun sebatas cerita-cerita pendek. Saya ingin menulis novel yang berlatarkan Pontianak. Dan saya kira ini adalah kesempatan baik.

Selain cinta, konflik lain yang saya masukkan adalah tentang keluarga dan impian. Ada banyak intrik anak-ayah dan anak-ibu di naskah baru ini. Ada pula masalah-masalah endemik Pontianak yang saya sisipkan semata untuk memberikan informasi lebih kepada para pembaca.

Saya mulai menulis bab pertama bulan Januari 2014. Diselingi pekerjaan ini dan itu (tahun ini saya memiliki status karyawan), naskah ini baru bisa saya rampungkan 31 Mei 2014. Karena belum menemukan judul yang tepat, maka saya mencomot nama tokoh-tokoh utama sebagai judul sementara. Sarif & Nur, saya menamakan naskah novel baru ini. Panjangnya 36.000 kata. Biasanya, setelah melewati proses penyuntingan jumlahnya akan bertambah. Saat ini, Sarif & Nur masih saya endapkan. Seminggu atau dua minggu kemudian baru saya akan mulai melakukan self-editing, dan setelah itu mengirimkannya ke editor.

Sarif & Nur dijadwalkan terbit bulan Agustus 2014. Jika tidak ada aral melintang dan proses penyuntingan berjalan lancar, maka bakal novel ini akan terbit tepat pada waktu yang telah direncanakan. Semoga saja. J





Bara

Viewing all articles
Browse latest Browse all 402