Setiap orang yang pernah jatuh cinta pasti pernah patah hati. Kalau belum, niscaya akan. Kalau sudah, percayalah kelak akan patah hati lebih parah lagi. Semakin dalam cintanya, semakin sakitlah rasa patah hati itu. Setuju? Oke. Saya tidak ingin bicara soal jatuh cinta dan patah hati lebih jauh karena saya akan terlihat seperti seorang pakar asmara yang bahkan tak memiliki pasangan tapi sibuk menceramahi orang lain tentang cara mendapatkan pacar. Saya ingin bicara tentang Yunior, seorang lelaki yang mengalami jatuh cinta berkali-kali dan patah hati berkali-kali oleh perempuan-perempuan yang berbeda, yang masuk dan keluar di kehidupannya. Cerita-cerita tentang kisah patah hati Yunior inilah, yang kadang lucu dan kadang pilu, yang dituturkan oleh Junot Díaz dalam bukunya, This Is How You Lose Her.
Saya tertarik untuk membeli buku Díaz setelah sering mendengar salah satu judul bukunya disebut-sebut di berbagai kesempatan. The Brief Wondrous Life of Oscar Wao, nama buku itu. Buku tersebut membawa Díaz menjadi salah satu peraih Pulitzer Prize, anugerah bergengsi di Amerika Serikat untuk literatur, jurnalistik, dan seni. Saya belum menemukan buku itu. Karena saya penasaran dengan Díaz, maka saat saya melihat This Is How You Lose Her di Periplus, langsung saja saya bawa ke kasir.
Saat melihat judul dan gambar sampulnya, saya berpikir bahwa sepertinya This Is How You Lose Her bukanlah bacaan yang berat. Ternyata memang benar. Cerita-cerita di dalamnya (ada sembilan cerita pendek dengan jumlah halaman variatif untuk masing-masing judul) adalah cerita-cerita cinta yang ringan, jenaka, meskipun ada satu-dua yang terasa lebih sendu dan pedih.
“The Sun, The Moon, The Stars” bercerita tentang hubungan yang kandas karena perselingkuhan. Dituturkan dengan bahasa yang bisa dibilang vulgar. Umpatan di mana-mana. Saya seperti sedang membaca kata-kata yang keluar dari mulut seorang penyelundup narkoba Afro-Amerika yang sedang kesal dengan partner bisnisnya di sebuah film laga Hollywood. “She’s the nerd every librarian in town knows, a teacher whose students love her. Always cutting shit out of me. Dominican shit.” … “I wasn’t about to start looking for a girlfriend because I’d fucked up one lousy time.” … “My boys were like, Fuck her, don’t sweat that bitch.” … “Nigger, sounds like you’re wasting a whole lot of loot on some bullshit.” Dan banyak lagi kalimat semacam itu. Dengan nada seperti itu. Terdengar kasar memang, tapi Díaz menuturkannya dengan cara yang jenaka dan menyelipkan guyonan di sana-sini.
Beberapa cerpen yang lain memiliki judul nama perempuan yang dikencani Yunior. “Nilda”, “Alma”, “Flaca”, dan “Miss Lora”. Nilda adalah kekasih Rafa, abang Yunior, yang di kemudian hari meninggal karena kanker dan Nilda menjadi pacar-tak-resmi Yunior. Alma adalah mantan kekasih Yunior. Pada cerpen “Alma” inilah pertanyaan saya terjawab: mengapa judul buku ini This Is How You Lose Her, karena cerpen tersebut menceritakan, dengan sangat singkat (hanya empat halaman), bagaimana Yunior secara konyol kehilangan kekasihnya hanya gara-gara kesalahpahaman keci
“Otravida, Otravez” atau dalam bahasa Inggris artinya “Here after, once again” adalah cerpen yang sangat sendu, paling sendu dan sedih dari seluruh cerpen yang ada di dalam This Is How You Lose Her. Bercerita tentang Yasmin, seorang perempuan yang telah menjalani hubungan selama tiga tahun dengan kekasihnya yang telah memiliki istri dan anak.
“Flaca” bercerita tentang hubungan tanpa komitmen antara Yunior dengan seorang perempuan bernama Veronica Hardrada. Yunior menyebut perempuan itu dengan nama Flaca. Masalah muncul ketika Yunior mulai memiliki perasaan terhadap Flaca, namun mereka berdua sama-sama tahu hubungan mereka takkan berhasil.
It wasn’t supposed to get serious between us. I can’t see us getting married or nothing and you nodded your head and said you understood. Then we fucked so that we could pretend that nothing hurtful had just happened.
“The Pura Principle” berkisah tentang seorang perempuan oportunis bernama Pura Adames, imigran gelap yang mengencani Rafa, abang Yunior, hanya untuk memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Rafa dan meminta bantuan ibu Yunior untuk mengurus surat-surat kependudukannya. Ketegangan antara ibu dan anak sangat terasa lewat adegan-adegan dan narasi yang sedikit vulgar (apakah ini khas Junot Díaz, bahasa yang vulgar dan penuh umpatan?).
Seorang istri yang kesepian setelah pindah ke tempat tinggal yang baru dituturkan oleh Díaz dengan nada yang pilu dalam cerpen berjudul “Invierno”. Seorang perempuan matang bernama Miss Lora telah menggaet hati Yunior dan membuat hubungannya dengan Paloma menjadi goyah, dikisahkan dalam cerpen berjudul “Miss Lora”. Yang terakhir, cerpen berjudul “The Cheater’s Guide to Love” menceritakan tentang usaha Yunior mencoba move on dari mantan kekasihnya dan tak berhasil melakukan hal itu bahkan setelah lima tahun berlalu.
Banyak kata-kata dan frasa dalam bahasa Spanyol di This Is How You Lose Her yang tak bisa saya mengerti sebab tak ada catatan kaki yang menjelaskan artinya. Bahkan setelah mencoba mengaitkan frasa tersebut dengan konteks kalimat dan adegan, saya tetap tak mengerti betul apa maksudnya. Beberapa kali saya membuka Google Translate hanya untuk mencari arti kata-kata dalam bahasa Spanyol tersebut. Percakapan di bawah ini hanyalah satu contoh:
When your mother had confronted your brother about Mrs. del Orbe he didn’t deny it. What do you want, Ma? Se metio por mis ojos.
Por mis ojos my ass, she had said. Tú te metiste por su culo.
That’s true, your brother admitted cheerily. Y por su boca.
Seperti yang sudah saya katakan di awal catatan ini, This Is How You Lose Her bukanlah bacaan yang berat. Kau dapat membaca cerpen-cerpennya secara acak sambil menikmati sebungkus kacang atau menyeruput teh atau jus mangga. Tak perlu berpikir terlalu keras, kecuali untuk mencari arti kata-kata dalam bahasa Spanyol yang berseliweran di dalamnya. Resapilah rasa sedih dan nuansa sendu dari cerita-ceritanya. Nikmati kelucuan dan pedihnya luka masing-masing tokohnya. Jika kamu pernah jatuh cinta dan patah hati, niscaya This Is How You Lose Her dapat berperan sebagai cermin-memantulkan bayangan masa lalu milikmu sendiri.
***