"Mengapa cinta membuatku mencintaimu,
ketika pada saat yang sama
kau mencintai orang yang bukan aku?
Ketika telah membuka hati,
aku pun harus bersiap untuk kehilangan lagi.
Apakah setelah cinta memang harus selalu ada
air mata dan luka hati?
Kalau begitu,
bagaimana jika kita bicarakan satu hal saja.
Cinta.
Tanpa ada yang lain setelahnya.
Kita lihat ke mana arahnya bermuara."
Menghampiri akhir bulan Agustus, hendak memasuki September yang ceria, saya persembahkan buku kelima saya.
"Cinta." (baca: cinta dengan titik) adalah sebuah kisah tentang sepasang hati atau lebih, dan kisahnya tak semanis yang dibayangkan. Mungkin pahit, mungkin sakit, atau lebih dari itu.
Namun, pada akhirnya, cinta akan berhenti di satu titik. Tidak lagi memikirkan beribu koma yang telah berlalu. Cinta akan berhenti pada satu titik. Berhenti pada perhentian akhir, perhentian yang tepat.
Maka, terimalah persembahanku, "Cinta." [baca: cinta dengan titik] (Bukune, 2013). Akan hadir membawa kisah yang pilu ke hadapanmu, ke hatimu, bulan depan.
Selamat menanti perhentian cinta terakhirmu. Selamat menyambut titik itu.
- Bara