seperti nyaring kenangan berteriak di benak
di sudut di Legian, dentum musik memekik
belasan taksi parkir menghalau percakapan
setiap malam, setiap malam ribuan kesepian
menari di dalam bilik-bilik berlampu terang benderang
berlampu warna-warni, di kanan-kiri pinggang Legian
perempuan menancapkan lika-liku
bergoyanglah sejarah purba laki-laki
di sepanjang malam di Legian, beribu ingatan
beribu orang asing tenggelam tanpa kenangan
seperti senyap menyusup pada sunyi suara house music
atau reggae, atau di-je, atau country, atau riuh-tinggi
perbincangan tanpa arti
di lekuk di kanan-kiri pinggang dan sepanjang tubuh Legian
setiap malam adalah orang asing tanpa ingatan dan kenangan
tanpa sepi tanpa kesunyian
belasan taksi di pinggir-pinggir menyumbat tubuh sempit Legian
tawar-menawar harga Waktu, di belakang sudah banyak menunggu
katanya, duhai orang asing, bayar seperti yang kami mau
atau kamu panggil sendiri Tuhan untuk melunasi nasibmu
2013
di sudut di Legian, dentum musik memekik
belasan taksi parkir menghalau percakapan
setiap malam, setiap malam ribuan kesepian
menari di dalam bilik-bilik berlampu terang benderang
berlampu warna-warni, di kanan-kiri pinggang Legian
perempuan menancapkan lika-liku
bergoyanglah sejarah purba laki-laki
di sepanjang malam di Legian, beribu ingatan
beribu orang asing tenggelam tanpa kenangan
seperti senyap menyusup pada sunyi suara house music
atau reggae, atau di-je, atau country, atau riuh-tinggi
perbincangan tanpa arti
di lekuk di kanan-kiri pinggang dan sepanjang tubuh Legian
setiap malam adalah orang asing tanpa ingatan dan kenangan
tanpa sepi tanpa kesunyian
belasan taksi di pinggir-pinggir menyumbat tubuh sempit Legian
tawar-menawar harga Waktu, di belakang sudah banyak menunggu
katanya, duhai orang asing, bayar seperti yang kami mau
atau kamu panggil sendiri Tuhan untuk melunasi nasibmu
2013