Adalah editor saya untuk buku Surat untuk Ruth, Siska Yuanita, yang memperkenalkan saya dengan Ve Handojo, orang yang kemudian menyampaikan kepada saya bahwa kantor tempat ia bekerja berminat untuk mengadaptasi novel saya ke layar lebar.
Saya tahu nama Ve Handojo lewat Twitter, belum pernah bertemu langsung. Setelah mencari-cari, saya baru tahu bahwa ia adalah salah satu penulis skenario dalam film omnibus Rectoverso Dee Lestari, dan saya menyukai film itu. Saya pun berkomunikasi via surel dengan Mbak Siska dan Mas Ve. Kami berkenalan dan bersepakat untuk bertemu di Jogja, membicarakan lebih jauh tentang rencana tersebut.
Lewat pertemuan itu, saya mengetahui dua hal: Pertama, kantor tempat Mas Ve bekerja adalah Screenplay Productions. Kedua, Mas Ve memiliki visi yang menarik terhadap film Surat untuk Ruth.
Pertemuan pertama kami di Jogja lebih banyak membahas ide-ide kreatif dan visi dari masing-masing pihak, bagaimana Mas Ve mewakili production house memandang film Surat untuk Ruth, dan bagaimana saya memandangnya dari kacamata penulis. Ternyata, Mas Ve memiliki pandangan yang bagi saya cukup menarik. Saya menyukai bagaimana ia menginginkan wujud film ini nantinya, dan pandangannya kurang lebih mirip dengan keinginan saya. Hal itulah yang membuat saya-setelah tiga kali pertemuan (yang kedua saya main langsung ke kantor Mas Ve, yang terakhir kami bertemu lagi di Jogja)-akhirnya setuju untuk menjual hak adaptasi film Surat untuk Ruth ke Screenplay Productions.
Pertanyaan-Pertanyaan
Pertanyaan satu: Apa peran saya dalam proses pembuatan film Surat untuk Ruth? Saya tidak menulis skenario, tidak pula menjadi aktor dalam filmnya. Saya akan menulis sinopsis hingga treatment (semacam kerangka atau outline pada novel), untuk kemudian diteruskan menjadi skenario utuh oleh Mas Ve. Ini sekaligus menjawab siapa penulis skenario film Surat untuk Ruth.
Pertanyaan dua: Siapa sutradara film Surat untuk Ruth dan siapa saja aktor dan aktris yang akan terlibat? Saya belum tahu. Tahap menentukan sutradara dan cast sepertinya baru bisa dilakukan setelah skenario selesai. Meski demikian, saya akan sangat senang kalau teman-teman pembaca punya usul atau bayangan, kira-kira siapa aktor dan aktris yang cocok memerankan tokoh-tokoh di Surat untuk Ruth (silakan sampaikan lewat kolom komentar di bawah tulisan ini). :D
Pertanyaan tiga: Kapan film Surat untuk Ruth tayang? Saya belum tahu. Saat ini kami baru akan mulai tahap pertama, yakni menulis sinopsis cerita. Jika semua berjalan lancar, mungkin Surat untuk Ruth akan tayang akhir tahun 2015, atau tahun 2016. Ya, ya, saya juga berharap filmnya segera jadi. He, he, he.
Pertanyaan empat: Apakah judul filmnya tetap sama dengan novel? Alhamdulillah, Mas Ve sudah bilang bahwa salah satu bagian dari novel Surat untuk Ruth yang akan dipertahankan di filmnya adalah judul. Bahkan, judul itulah yang pada awalnya menarik minatnya untuk mengadaptasi novel tersebut ke layar lebar. Lalu, bagaimana dengan bagian-bagian lainnya, apakah ada yang diubah? Mari kita bersepakat bahwa tidak mungkin memindahkan seratus persen isi novel ke film (jika pun bisa, apa gunanya?). Membuat karya baru artinya memberikan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih. Jika ada hal-hal yang bisa diubah, maka perubahan itu akan dilakukan. Tentu saja bagian-bagian penting, adegan-adegan kunci di dalam novel, akan tetap dipertahankan. Yang jelas, perubahan atau segala hal yang dilakukan terhadap versi film dari Surat untuk Ruth nanti dilakukan hanya untuk satu tujuan: memuaskan para penonton, juga pembacanya.
Saya berharap teman-teman berkenan untuk berdoa bersama saya, agar proses adaptasi Surat untuk Ruth berjalan lancar. Kita semua ingin segera menonton filmnya, namun kita juga tidak ingin filmnya menjadi abal-abal. Maka dari itu, kami tidak akan melakukan proses ini secara terburu-buru, melainkan berhati-hati dan dengan keseriusan yang baik.
Saya akan terus mengabarkan lewat blog ini jika ada berita terbaru mengenai proses pengadaptasian Surat untuk Ruth. Jika teman-teman ingin mengetahui kabar yang lebih cepat, teman-teman bisa follow Twitter resmi film Surat untuk Ruth di: @SuratuntukRuth dan Instagram di: @suratuntukruth.
Saran, masukan, usul apapun mengenai film Surat untuk Ruth, silakan sampaikan ke saya lewat Twitter (@benzbara_) ataupun di kolom komentar post ini. Dengan senang hati akan saya kumpulkan dan sampaikan ke PH. Jadi, jangan ragu. :D
Terima kasih!
Bara